Mengenal Konsep Bisnis Mixue, Kenapa Es Krim Bisa Viral?

Es krim Mixue belakangan ini ramai dibicarakan karena gerai yang semakin menjamur dimana-mana. Tercatat kini ada lebih dari 20.000 cabang Mixue yang tersebar di seluruh dunia. Hebat bukan? Tidak cukup sampai di situ, cabang-cabang Mixue rata-rata selalu ramai dibanjiri pelanggan. Bahkan sering kali, para pembeli harus rela mengantre panjang agar bisa menikmati es krim favorit mereka. 

Lantas, mengapa Mixue begitu viral, khususnya di kalangan masyarakat Indonesia? Apa yang membuat Mixue terlihat lebih unggul dibanding para kompetitornya? 

Rasa Enak, Harga Terjangkau


(sumber: indonewstoday.com)

Kamu yang sudah jadi langganan produk Mixue pasti tahu kalau harga produk Mixue tergolong lebih terjangkau dibanding para pesaingnya. Bahkan dengan harga yang sangat terjangkau, kamu bisa menikmati es krim lezat Mixue dengan porsi besar!

Lalu bagaimana bisa Mixue mendapat banyak keuntungan dengan mematok harga yang relatif terjangkau di setiap produknya? 

Logikanya, kalau semakin rendah harga jual, maka akan semakin tipis margin keuntungan yang didapat. Tapi, dengan asumsi keuntungan yang sedikit, Mixue nyatanya bisa bertahan dan malah membuka cabang di berbagai negara. Apa rahasianya? Selain menjual es krim dengan harga terjangkau, ternyata Mixue punya strategi bisnis jitu yang selangkah lebih maju dibanding para kompetitornya.

Supply Chain Business Model

(sumber: YouTube/Raymond Chin)

Mungkin selama ini kamu mengira kalau Mixue adalah perusahaan franchise, karena punya banyak gerai dengan branding dan menu yang sama. Tapi pada dasarnya, Mixue sama sekali tidak mengandalkan sistem franchise untuk berkembang. Business model Mixue sudah beralih dari F&B company menjadi supply chain company. Apa perbedaannya?

F&B company umumnya menitikberatkan fokus mereka pada penjualan produk. Sementara itu, supply chain company berfokus pada penjualan bahan dan alat yang digunakan untuk produksi. 


(sumber: investopedia.com)

Mixue berusaha memperbanyak cabang agar semakin banyak pemilik gerai yang membeli bahan baku dan mesin yang sama. Semakin banyak jumlah produk yang dipesan, maka semakin murah harga yang akan didapatkan oleh Mixue. Dengan demikian, mereka tetap bisa menjual es krim murah tanpa mengurangi komposisi bahan baku. Jadi, es krim yang dijual tetaplah enak meski dibanderol dengan harga terjangkau. 

Konsep yang diterapkan oleh Mixue ini merupakan economic of scale, yaitu pesan dalam jumlah banyak, sehingga harga modal menjadi makin murah dan keuntungan semakin besar. Konsep inilah yang membuat Mixue kian melejit. Kunci suksesnya ada pada supply chain management yang diterapkan, yakni pendistribusian alat dan bahan baku yang terus mengalir ke gerai-gerai di berbagai negara.

Sistem Franchise Tanpa Bagi Hasil


(sumber: YouTube/Raymond Chin)

Tidak cukup sampai di situ, Mixue juga menerapkan sistem Franchise yang cukup menarik. Gerai Mixue yang tersebar di berbagai daerah bukan dimiliki langsung oleh Mixue, melainkan milik individu atau kelompok pengusaha lokal. Gerai-gerai tersebut mereka kelola tanpa mesti membagi hasil penjualan sepeser pun kepada Mixue.

Namun dengan model bisnis supply chain yang sudah diterapkan, tentunya Mixue sudah membuat mitra-mitra mereka bergantung soal pengadaan bahan baku, kemasan, dan mesin pengolah. Dengan kata lain, para mitra akan terus mengandalkan keberlangsungan produksinya pada pihak Mixue. Adalah hal yang sangat berisiko jika pemilik gerai Mixue beralih ke supplier lain, karena hal itu bisa berdampak pada harga dan kualitas produk atau bahkan pembatalan kerjasama.

Harga terjangkau yang ditawarkan Mixue tentu membuat banyak pihak tertarik untuk bermitra. Apalagi konsep kerjasama dengan Mixue sangatlah friendly. Maka dari itu tidak mengherankan jika Mixue akan terus viral dan berkembang dalam beberapa waktu ke depan.

Harapan Mixue dengan konsep bisnisnya adalah menekan pasar. Dengan begitu mereka bisa menguasai pasar dan mengalahkan para pesaingnya. Hal ini juga yang membuat Mixue terus memperluas area pemasaran, mulai dari China, Vietnam, dan Indonesia hingga mampu menarik perhatian massa.

Namun biasanya, jika suatu produk sudah menjadi viral, kemungkinan harganya naik jadi lebih besar. Apakah hal itu akan berlaku juga pada produk-produk Mixue? Jawabannya mungkin saja, tapi hal itu pasti akan dilakukan dengan hati-hati dan perlahan. Tujuannya supaya konsumen tidak kabur dan mungkin tidak menyadari kalau produk-produk Mixue sudah berganti harga.

Untuk memahami lebih jelas tentang kesuksesan dan model bisnis yang diterapkan Mixue, kamu bisa nonton video dari channel YouTube Raymond Chin berikut ini.

Konsep bisnis yang cerdas dari Mixue bisa kamu tiru untuk mengembangkan bisnismu sekaligus meraup keuntungan yang lebih besar. Mixue seolah mengubah midset kita bahwa keuntungan tidak harus berasal dari menjual produk jadi. Dengan memiliki ide jual yang lebih kreatif, nyatanya kita bisa membuka peluang baru untuk mencapai tujuan bisnis yang kita inginkan.

Cukup menarik bukan pembahasan tentang Mixue kali ini? Sebagai informasi, kamu bisa belajar lebih banyak seputar inovasi dan bisnis secara gratis di website wisnuario.com atau di channel YouTube Wisnu Ario..