(sumber: liputan6.com)
Beberapa dekade ke belakang, furnitur masih dianggap sebagai produk mewah bagi sebagian besar masyarakat. Dulu, menghiasi rumah dengan berbagai furnitur lengkap bukanlah perkara mudah jika kemampuan finansialmu nggak memadai. Tapi, semua berubah setelah dunia mengenal IKEA.
Omong-omong soal IKEA, kayaknya kurang lengkap kalau kita nggak membahas latar belakang pendirinya yakni pria asal Swedia bernama Ingvar Kamprad.
Saat kecil, Ingvar Kamprad bukanlah termasuk anak yang cemerlang di sekolah. Bahkan konon katanya, Ingvar sempat membuat gurunya menyerah karena kesulitan membaca akibat disleksia. Ia pun bukan berasal dari masyarakat kalangan atas. Tapi apa yang membuat Ingvar sukses di kemudian hari bukanlah kekayaan ataupun nilai akademis, melainkan kemampuan briliannya dalam berinovasi.
Ingvar mengawali usahanya berjualan korek api dan pensil saat sekolah dasar. Lalu, di umur 17 tahun ia meminta uang dari ayahnya dengan dalih untuk melanjutkan sekolah. Padahal, uang tersebut ia gunakan untuk modal usaha furnitur.
Ingvar sadar betul jika furnitur merupakan barang yang dianggap mewah di Swedia. Oleh karena itu, ia bertekad menjual furnitur murah agar dapat dinikmati oleh semua kalangan.
Agar usahanya semakin meluas, Ingvar mulai menyisipkan ide kreatif dalam usahanya. Ia menawarkan furniture yang dapat dibongkar pasang (yang sekarang dikenal dengan istilah “Do it yourself”) sehingga tidak memakan banyak tempat, hemat biaya produksi, dan hemat biaya pengiriman.
(sumber: ikea.co.id)
Ingvar juga melengkapi koleksi produk IKEA dengan produk home living lain, seperti taplak meja, sprei, lilin, hingga peralatan dapur.
Untuk menarik minat konsumen, Ingvar men-display produk furnitur dalam set lengkap menyerupai kamar atau living room. Ini merupakan salah satu teknik marketing yang terbukti ampuh dan menempatkan IKEA sebagai perusahan furnitur paling populer di dunia.
Sebagai terobosan baru, IKEA juga menambahkan restoran pada beberapa cabangnya untuk memberikan one stop service bagi konsumen, Jadi, konsumen yang berbelanja furniture dapat menemukan tempat makan yang nyaman di lokasi yang sama.
Bagi konsumen yang tidak dapat membeli produk IKEA secara offline, juga disediakan website IKEA serta aplikasi IKEA yang dapat diunduh melalui playstore untuk membantu transaksi online.
“Aplikasi pembelian online yang sangat membantu … mengingat jarak dari rumah dengan ikea yg sangat jauh. Saya sesekali jika di jakarta menyempatkan ke ikea, dan sejauh ini produk2 yg saya beli selalu memuaskan.”
Ayis Leo – Pengguna aplikasi IKEA (sumber)
“Belanja di Ikea jadi lebih mudah dg menggunakan aplikasi ini, apalagi klo pas ada promo. Terima kasih IKEA..”
Anggi Daryanti – Pengguna Aplikasi IKEA (sumber)
Terinspirasi dengan kisah sukses pendiri IKEA? Kamu juga dapat mendirikan usahamu sendiri dari nol seperti Ingvar.
Namun, sebelum itu kamu harus mengetahui nilai manfaat, inovasi, serta pelayanan yang akan kamu berikan pada pelanggan. Untuk mewujudkan nilai manfaat, inovasi, serta pelayanan yang maksimal, ketahui tentang design thinking yang dapat kamu pelajari di artikel ini.